MAKASSAR | Universitas Hasanuddin bersama Badan Standarisasi Nasional (BSN) menyelenggarakan webinar nasional dengan tema “Standarisasi Untuk Hilirisasi Produk Inovasi Unggulan Daerah Berdaya Saing Nasional”. Kegiatan berlangsung pukul 09.30 Wita secara virtual melalui aplikasi zoom meeting, Senin (19/10/2020).
Hadir sebagai Keynote Speaker adalah Dr. Ir. Jumain Appe, M.Si., (Direktur Jenderal Penguatan Inovasi-Kemenristek/BRIN) serta dua narasumber lainnya yakni Prof. Dr. Bambang Prasetya, M.Sc (Peneliti Ahli Utama-Pusat Riset dan Pengembangan SDM BSN) dan Prof. dr. Muh. Nasrum Massi., Ph.D (Wakil Rektor Bidang Riset dan Inovasi Unhas).
Mengawali kegiatan, Kepala BSN Drs. Kukuh. S. Ahmad, M.Sc., menjelaskan webinar ini merupakan tindak lanjut kerja sama Unhas dan BSN, untuk mendiskusikan peran standarisasi dalam mendorong produk inovasi. Hal ini dimaksudkan untuk menghasilkan produk inovasi yang aman dan terpercaya.
“Sinergitas antara Pemerintah, Perguruan Tinggi dan Industri dalam pengembangan produk inovasi sangat diperlukan. Hal ini akan berdampak pada peningkatan pertumbuhan ekonomi yang kita ketahui bersama tidak lepas dari aktivitas penelitian,” jelas Kukuh.
Pada kesempatan yang sama, mewakili pimpinan Unhas, Wakil Rektor Bidang Riset dan Inovasi Prof. dr. Muh. Nasrum Massi, Sp.MK, Ph.D., menjelaskan bahwa Unhas terus melakukan transformasi sebagai respon terhadap perkembangan internal dan eksternal. Salah satunya melalui transformasi riset inovasi.
Implementasi riset dan inovasi Unhas ditunjukkan dalam beberapa kebijakan pimpinan universitas, diantaranya alokasi insentif dana bagi peneliti yang berhasil mendapatkan HAKI, membangun Maiwa Breeding Center (MBC), Rumah Sakit dan beberapa fasilitas penunjang lainnya.
Dr. Ir. Jumain Appe, M.Si. selaku keynote speaker menyampaikan materi terkait “Kebijakan Komersialisasi Produk Inovasi Nasional”. Dirinya memaparkan pentingnya standardisasi produk inovasi, kebijakan riset dan inovasi dalam pembangunan nasional, hingga pada ekosistem inovasi dan produk inovasi.
“Inovasi dan standardisasi merupakan satu kesatuan yang tidak dapat terpisahkan. Dengan adanya standardisasi dapat membantu proses promosi dan layanan inovatif, karena membangun kepercayaan diantara industri dan konsumen serta mendorong pasar berskala besar,” kata Jumain.
Materi lainnya disampaikan oleh Prof. Dr. Bambang Prasetya, M.Sc., yang menjelaskan tema “Standarisasi dan Hilirisasi Produk Inovasi Indonesia”. Beliau membahas inovasi dan roadmap hilirisasi, peran standardisasi dalam hilirisasi produk inovasi serta kiat menghadapi pandemi Covid-19.
“Produk inovasi akan bertambah nilainya jika terstandarisasi. Misalnya saja dalam aspek ekonomi, produk inovasi yang berstandar akan mudah dipasarkan,” kata Prof. Bambang.
Selain itu, beliau menambahkan dengan adanya standardisasi maka berpengaruh pada peningkatan jaminan mutu, efisiensi produksi, meningkatkan perlindungan kepada konsumen serta adanya kepastian, kelancaran, dan efektivitas transaksi perdagangan barang/jasa dalam dan luar negeri.
Sesi pemaparan materi ditutup oleh Prof. dr. Muh. Nasrum Massi., Ph.D (Wakil Rektor Bidang Riset dan Inovasi Unhas) yang menyampaikan mengenai “Peran Unhas Dalam Penerapan SNI dan Hak Indikasi Geografis Dalam Meningkatkan Daya Saing Produk Unggulan Daerah Sulawesi Selatan”.
Indonesia dikenal memiliki wilayah dengan berbagai produk unggulan daerah yang mempunyai ciri khas masing-masing. Produk unggulan ini menurut Prof Nasrum harus dikembangkan sehingga berdampak pada peningkatan nilai ekonomis yang berujung pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.
“Unhas sebagai perguruan tinggi terbesar di Indonesia bagian timur memiliki peran dalam mengembangkan produk unggulan daerah Sulsel yang berdaya saing dalam dan luar negeri,” jelas Prof. Nasrum.
Sebagai Perguruan Tinggi, Unhas mengembangkan usaha produk unggulan daerah melalui penerapan SNI dengan cara mendorong hilirisasi riset dan inovasi, selanjutnya melakukan kerjasama dengan Pemda serta UKM setempat guna meningkatkan daya saing produk. (*)