Makassar | Usai Membuka Acara Silaturahmi Nasional Mahasiswa Ahluth Thariqah Al Muktabarah An Nahdliyah (Silatnas MATAN) semalam yang dilangsungkan di Asrama Haji Sudiang Makassar, Pagi ini (Selasa, 3 Maret 2020) Menteri Agama RI Jenderal (Purn) H. Fachrul Razi mengawali Serangkaian Kunjungan Kerja selama dua hari dan untuk Kali pertama ke Kota Makassar Sulsel semenjak dilantik menjadi Menteri di Kabiner Kerja Indonesia Maju Jokowi-Ma’ruf Amin dengan membuka Kegiatan yang bertajuk Pengembangan Wawasan Multikultural di Hotel Dalton Makassar.Hadir pula Wakil Gubernur Sulsel A. Sudirman Sulaiman, Walikota Makasssar, Rektor UIN Alauddin Makassar, Kepala Balitbang dan Badiklat Keagamaan Makasssar, Ketua dan Pengurus FKUB se-Sulsel, Pengurus Majelis Agama, Pejabat Eselon III dan IV lingkup Kemenag Sulsel khususnya Penyuluh Lintas Agama, PGMI serta AGPAI yang jumlahnya sekitar 250 orang.Dihadapan Menteri Agama RI , Kakanwil Kemenag Sulsel H. Anwar Abubakar mengawali Laporannnya dengan menghaturkan Rasa terima kasihnya secara khusus kepada Menteri Agama, yang telah meluangkan waktunya hadir dan bersilaturahmi dengan Masyarakat Sulsel, semoga kehadiran Beliau mendatangkan berkah bagi umat beragama dan masyarakat Sulawesi Selatan.Selanjutnya, Kakanwil juga melaporkan bahwa Indeks kerukunan Umat Beragama di Sulsel sebagaimana hasil penelitian menunjukkan Nilai yang menggembirakan, bahkan angkanya berada diatas rata rata Nasional, hal ini menunjukkan kalau masyarakat dan umat beragama di Sulsel ini yang terdiri atas 24 kabupaten kota dan memiliki 4 suku dan etnis yang besar ada Suku Bugis Suku Makassar Mandar dan Toraja Alhamdulillah sangat Kondusif.Bahkan Kata Anwar Abubakar, Suasana kehidupan umat beragama yang ada di Sulawesi Selatan ini patut dan layak dijadikan sebagai salah satu provinsi yang dapat dijadikan sebagai laboratorium kerukunan hidup umat beragama di Indonesia, ucapnya disambut Applaus oleh seluruh Hadirin.Menurut Kakanwil, yang menjadi tujuan pelaksanaan kegiatan ini adalah untuk menumbuhkan wawasan multikultural bagi semua tokoh agama yang ada di Sulawesi Selatan sehingga mempunyai visi dan misi serta wawasan kebangsaan yang akan mewujudkan masyarakat Selatan yang maju dan mandiri di masa yang akan datang serta semangat dan nilai tersebut bisa ditularkan ke generasi dan sub terkecil di masyarakat kita, supaya Sulsel yang menjadi Pintu Gerbang Indonesia Timur dan salah satu penyangga Utama Negara Indonesia bisa menjadi motor penggerak kerukunan, Pungkas Kakanwil.Sementra itu, Wakil Gubernur Sulsel H. A. Sudirman Sulaiman dalam sambutannya menyapa Menteri Agama dengan ucapan selamat dating di Makassar Sulsel. Tadi sudah disebutkan Kakanwil Kemenag Sulsel, Bahwa indeks kerukunan Sulawesi Selatan di atas rata-rata nasional ini berkat Komunikasi. keakraban yang selama ini terjalin baik diantara kita semua khususnya Pemimpin dan Umat lintas agama, lintas suku, dan Resepnya sudah ada sejak dahulu kala yang diwariskan oleh leluhur kita di Sulsel berupa nilai nilai lokalitas dan falsafah hidup seperti Sipakatau, Sipakainge’, Sipakalebbi dan sebagainya yang merupakan ajaran dasar dari sikap toleran dan saling menghormati antar sesama.Wagub menyatakan bahwa Kita tidak pernah akan bermasalah bila perbedaan itu dipandang sebagai sesuatu yang tidak penting untuk selalu dibesar-besarkan, karena masalah perbedaan itu semakin dibahas malah semakin bermasalah, yang perlu kita bahas bersama saat ini adalah persamaan-persamaan yang menjadi pokok persoalan di tengah masyarakat.Andi Sudirman Sulaiman menyebytkan sejumlah persoalan di Sulsel diantaranya pertama adalah Narkoba yang kedua adalah korupsi dan hal yang ketiga adalah radikalisme. Khusus masalah ketiga, pada dasarnya kami pemerintah provinsi Sulawesi Selatan sudah melakukan berbagai upaya untuk menangkal paham radikalisme dengan memberikan imun kembali kepada anak-anak kita yang SMA SMP dan SD Melalui pembelajaran tentang fundamental agama, sehingga generasi muda kita dalam memahami Ajaran agamanya itu konfrehensif, tidak separuh separuh, sehingga menyebabkan generasi dan masyarakat kita banyak yang salkah faham dan gagal faham dalam memaknai ajaran dan nilai agamanya sendiri, Ungkapnya.Selanjutnya, Menteri Agama RI Jenderal (Purn) H. Fachrul Razi dalam arahannya mengatakan bahwa saya adalah Menteri Agama Republik Indonesia yang merawat atau mengkomunikasikan komunikasi baik dengan semua agama yang ada di Indonesia yang diakui oleh UUD kita.Menurut Menag RI, keanekaragaman adalah warna Indonesia sejak dulu sudah ada, dan pada saat kita merebut kemerdekaan sudah seperti itu sehingga alangkah tidak baiknya setelah kita merdeka, pada saat kita hanya dituntur mengisi kemerdekaan kemudian kita mempersoalkan satu sama lain. seolah-olah mengabaikan yang lebih kecil, kemudian yang lebih besar merasa paling hebat dan paling betul.Karenanya, saat ini Kementerian Agama mengembangkan sebuah definisi atau sebuah kosakata yang kita sebut dengan moderasi beragama dan moderasi beragama ini sudah dimasukkan ke dalam rencana jangka menengah pembangunan nasional ini. Moderasi Beragama ini merupakan cara kita beragama dalam kaitan bersosialisasi dengan umat umat agama lain atau dengan umat yang agama sama tapi berpandangan berbeda di internalnya, dan ini yang paling banyak menjadi pemicu konflik, baik skala internal maupun eksternal.visi Indonesia dibawah Pemerintahan Jokowi – Ma’ruf Amin ada 5 visi Utama 1 percepat percepatan dan melanjutkan pembangunan infrastruktur, kemudian kedua pembangunan sumber daya manusia, ketiga mengundang investasi seluas-luasnya untuk membuka lapangan kerja, keempat reformasi birokrasi dan yang kelima APBN yang fokus dan tepat sasaran diantara 5 hal ini saya ingin mengangkat kembali masalah pembangunan sumber daya manusia dan mengundang investasi seluas-luasnya untuk membuka lapangan kerja yang kita butuhkan tak lain adalah membangun toleransi dengan baik, membangun kerukunan dengan baik pula, dalam kaitan kerukunan ini, saya ingin menyampaikan apresiasi saya dan terima kasih saya secara khusus kepada Masyarakat dan umat Bergama di Sulawesi Selatan yang telah membuktikan angkat Indeks Kerukunannya tinggi bahkan berada di atas rata-rata nasional, ucapnya disambut Applaussemoga nilai dan capaian ini bisa diterus dipertahankan bahkan ditingkatkan, sehingga Masyarakat Indonesia khususnya di Sulsel bisa menjalankan aktifitasnya dengan aman dan damai, yang outpunya tentu bermuara pada cita cita pendiri bangsa ini yakni mewujudkan kesejahteraan dan keadilan social bagi seluruh rahyat Indonesia, Jelas BeliauMenutup Sambutannya, Menteri Agama berdarah melayu Kelahiran Aceh ini kemudian menyisipkan pantun, begini Bunyinya :Bukan Bakul Sembarang Bakul, Bakul Diisi Dengan Jerami,
Kami Kumpul Bukan Sembarang Kumpul, Tapi Kumpul Untuk BersilaturrahmiDilaporkan oleh :
Mawardy Siradj/Humas(ida safrida sf