METROINFONEWS.COM | ACEH UTARA – Harapan akan infrastruktur yang layak masih menjadi impian bagi warga Gampong (Desa) Leubok Pusaka, Kecamatan Langkahan, Kabupaten Aceh Utara, Provinsi Aceh. Hingga kini, sejumlah jalan lingkungan di Gampong (desa) tersebut masih tampak memprihatinkan, jauh dari standar pembangunan infrastruktur yang memadai. Lubang menganga, permukaan tanah berlumpur, dan ketiadaan betonisasi menjadi pemandangan sehari-hari yang mengusik kenyamanan dan keselamatan warga.
Kondisi ini memunculkan keluhan dari berbagai elemen masyarakat yang mempertanyakan kinerja Pemerintah Gampong (Desa) Leubok Pusaka. Warga menilai pembangunan infrastruktur jalan lingkungan berjalan sangat lambat, bahkan cenderung tidak berjalan. Padahal, pemerintah pusat telah mengucurkan Dana Desa yang besar untuk menopang pembangunan dan pemberdayaan masyarakat di wilayah pedesaan.
“Kami melihat desa-desa lain sudah maju, jalannya bagus dan rapi. Tapi kenapa di tempat kami masih seperti ini? Jalan lingkungan di Dusun. Seuleumak, Dusun. Bidadari dan beberapa titik lain masih sangat rusak,” ungkap warga setempat meminta namanya dirahasiakan, Sabtu (17/05/2025). Ia juga menambahkan bahwa ketika musim hujan tiba, kondisi jalan semakin parah. Lumpur dan genangan air membuat akses semakin sulit dan berbahaya, terutama bagi anak-anak dan lansia.
Kekecewaan warga mencapai puncaknya dan mempertanyakan serta Mereka menuntut transparansi pengelolaan Dana Desa yang dianggap tidak jelas penggunaannya.
Ironisnya, hingga berita ini diturunkan, belum ada tanggapan resmi dari Geuchik Gampong (Desa) Leubok Pusaka, Sulaiman maupun perangkat desa terkait keluhan masyarakat tersebut.
Padahal, keterbukaan informasi publik adalah hak warga negara yang telah dijamin dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik. Warga berharap pemerintah desa lebih responsif dan terbuka dalam menyampaikan perencanaan serta realisasi anggaran, terutama yang berkaitan langsung dengan kebutuhan masyarakat.
Gampong (Desa) Leubok Pusaka kini berada di persimpangan. Di satu sisi, peluang untuk membangun terbuka lebar lewat dukungan dana dari pemerintah pusat. Namun di sisi lain, kepercayaan warga terhadap aparat desa bisa semakin menurun jika tak segera ada langkah nyata dan komunikasi yang terbuka.
Warga berharap kisah ini bisa menjadi pemantik perubahan bahwa pembangunan sejati tidak hanya soal fisik, tapi juga tentang keadilan, keterbukaan, dan keberpihakan kepada rakyat. Sudah saatnya pembangunan menyentuh seluruh lapisan masyarakat, termasuk mereka yang tinggal di ujung-ujung desa.(DANTON) Kaperwil Aceh