KUALA LUMPUR | JURNALCELEBES.CO -Direktur IDB Regional Malaysia yang membawahi asia tenggara, Kunrat Wirasubratadia saat menerima kunjungan Dr. Marhaen Hardjo Ph.D M.Biomed, Ketua lembaga reseach PB IDI , Dr Wachyudi Muchsin SH Anggota lembaga reseach PB IDI di kantor IDB Regional Di Kuala Lumpur Malaysia 24 Oktober 2018. Mengatakan, Islamic Development Bank (IDB) atau Bank Pembangunan Islam meluncurkan program “transform” senilai 500 juta dolar Amerika Serikat untuk pendanaan bidang ilmu pengetahuan, teknologi dan inovasi.
Lanjut kunrat wirasubratadia, selama 42 tahun berdiri IDB sudah menyalurkan dana lebih dari 120 miliar dollar Amerika Serikat (AS) ke 57 negara-negara anggota termasuk di Indonesia, IDB akan menyalurkan bantuan dana untuk mewujudkan program PB IDI dalam bidang riset dan tehnologi soal besaran di sesuaikan kebutuhan.
Dr. Marhaen Hardjo Ph.D M.Biomed, Ketua lembaga reseach PB IDI dihadapan kunrat wirasubratadia Direktur IDB Regional Malaysia yang membawahi asia tenggara mengatakan, Muktamar Nasional Ikatan Dokter Indonesia ke-30 yang digelar di Gedung Convention Hall, Kota Samarinda, pada 23-28 Oktober 2018 akan dihadiri pengurus IDI dari 33 provinsi dan 412 pengurus kabupaten/kota dengan perkiraan peserta sekitar 2.500-3.000 orang , pengukuhan Ketua Umum Baru PB IDI Dr. Daeng M. Fakih SH MH bersama kabinetnya untuk periode 3 tahun.
“Salah satu program unggulan dengan membentuk lembaga penelitian dimana Dr. Marhaen Hardjo Ph.D M.Biomed Ahli Stem Cell Alumni Kedokteran Unhas diminta untuk memimpin lembaga penelitian dan publikasi PB IDI. Terobosan Program unggulan lembaga baru di PB IDI di era dr. Daeng ini antara lain menerbitkan secara reguler majalah kedokteran Indonesia, menyelenggarakan pemberian penghargaan kepada proposal penelitian terbaik dan peneliti berprestasi di bidang kedokteran dan kerjasama penelitian di bidang klinikal trial , program stem cell adalah yang utama,” ujar Marhaen Alumni Stem Cell Jepang.
Dr Wachyudi Muchsin SH, Anggota lembaga reseach PB IDI, Stem Cell saat ini semakin populer dan menarik perhatian masyarakat. Namun, pemahaman masyarakat akan metode tersebut masih minim. Ditambah lagi, banyak informasi seputar sel punca yang kurang tepat.
“Banyak masyarakat salah kaprah, keliru dalam memahami metode Stem Cell. Hal itu diperparah dengan gencarnya promosi penjualan produk dan jasa yang memanfaatkan kepopuleran Stem Cell untuk mengambil keuntungan pribadi, dengan bantuan IDB akan menjadikan terapi Stem Cell ini di produksi massal sehingga bisa di pakai pengobatan seluruh lapisan masyarakat dengan asuransi BPJS,” kata dokter Yudi yang juga Humas Ikatan Dokter Indonesia Kota Makassar