Makassar | Sekretaris Daerah (Sekda) kota Makassar, Andi Muhammad Ansar terus berupaya dalam mengoptimalisasi pengentasan kawasan kumuh saat perayaan Hari Air Sedunia.
Kegiatan itu juga dirangkaikan dengan Randominasi lokasi penelitian program Revitalising Informal Settlements and their Environments (RISE).
Menurutnya, fenomena perkembangan kawasan perkotaan terkait pertumbuhan penduduk dan arus urbanisasi mempengaruhi intensitas pembangunan di Makassar. Tuntutan penyediaan perumahan dan pengembangan kawasan permukiman juga meningkatkan yang menyebabkan berkembangnya kawasan kumuh.
Permasalahan itu cukup kompleks karena berkaitan dengan sanitasi dan air bersih yang tidak layak akan berdampak pada kesehatan, pendidikan dan mata pencaharian bagi masyarakat sekitar.
“Padahal air minum dan sanitasi adalah kebutuhan dasar manusia,” kata Ansar saat acara perayaan World Water Day di Hotel Singgasana, Minggu (31/3/2019).
Ansar mengungkapkan pemerintah bertekad di akhir tahun 2019 mencapai universal akses air dan sanitasi. Itu ditandai dengan seluruh masyarakat mendapatkan layanan air minum dan sanitasi yang layak.
“Hal itu tertuang dalam UU Nomor 17/2017 tentang RPJMN 2005-2025,” ujarnya.
Ansar menambahkan, peringatan hari air dan Randominasi ini, terjalin kerjasama dan koordinasi secara berkelanjutan antara pihak-pihak terkait dalam mencapai tujuan bersama. Karena permukiman kumuh tidak dapat diatasi hanya dengan pembangunan fisik.
“Tapi yang penting mengubah perilaku dan budaya masyarakat di kawasan kumuh,” tutup Ansar.(*)