Makassar | Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Makassar melaksanakan Darul Arqam Madya (DAM).
Mereka menjalani pengkaderan Pimpinan atau pengkaderan tingkat madya atau menengah di tubuh Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) mulai tanggal 14-20 September 2020. Dengan tema, “Manifestasi Kesadaran Ekologis Menyongsong Masyarakat Madani”.
Salah satu agendanya dengan melakukan kunjungan studi ke Wakil Gubernur Sulawesi Selatan, Andi Sudirman Sulaiman. Mereka diterima di Rujab Wagub Sulawesi Selatan, Jalan Yusuf Dg. Ngawing, Makassar, Sabtu (19/9/2020). Mereka berasal dari berbagai wilayah di Indonesia yang sedang mengenyam pendidikan di berbagai Perguruan Tinggi di Kota Makassar.
Dalam kondisi pandemi Covid-19, tetap memperhatikan protokol kesehatan, dengan setiap orang yang masuk harus melewati pengecekan suhu tubuh, penyemprotan hand sanitizer serta sterilisasi dengan cairan disinfektan. Serta peserta telah dibatasi jarak dan mewajibkan penggunaan masker.
Ketua PC IMM Kota Makassar, Adrian Al Fatah mengatakan, kegiatan DAM berlangsung selama sepekan mulai tanggal 14-20 September 2020 bertempat di Pusdiklat Unismuh Makassar.
Selama satu jam lebih, Wagub Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman meberikan pemahamannya untuk untuk menjadi pemimpin yang memiliki moral.
Ia menyampaikan, bahwa Muhammadiyah berarti pengikut Rasulullah. Manusia hidup kata dia, sesuai firman Allah, bahwa “Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku”.
“Artinya bagaimana kita punya argo jalan terus untuk menyembah kepada Allah, tidak terputus. karena kita telah menyatakan diri sebagai Muhammadiyah, maka kita tanamkan diri bahwa kita telah deklarasi diri Muhammadiyah. Artinya anda menchallenge diri untuk menegakkan sunnah-sunnah Rasullullah dalam diri/kepribadian pada kebiasaaan sehari-hari, itu pahala berjalan,” jelasnya.
Dimana pun, jika mengikuti sunnah-sunnah Rasullullah, maka pahala berjalan. Selain amalan, maka ada pula dosa.
“Perbanyak amal, mengikuti sunnah Rasul. Bercukur pun ada hadistnya. Saya suka bola, saya juga suka skill pemain tertentu. Tapi kita tidak boleh terobsesi (misalnya) dengan mengikuti model rambut dan lainnya sampai gila dalam mengidolakannya. Cukup belajar skill dan professional yang mereka miliki” ujarnya.
Ia pun menegaskan, bahwa seseorang harus memiliki karakter menjadi seorang yang jujur dan berintegritas. Sebagai generasi Muhammadiyah, kata dia, harus mengikuti sunnah Rasulullah.
“Idealisme kuat masih muda, dibawa sampai menjadi pemimpin. Pemimpin itu harus pintar memilih atau menempatkan orang-orang sesuai kemampuan. Harus tahu titik kelemahan diri sendiri,” katanya.
“Dilatih untuk kepemimpinan, yang baik itu ketika idealisme kuat, kejujuran, integritas dan bagaimana amanah didalamnya. adik-adik jangan terlalu terobsesi mengejar jabatan. Harus pubya kemampuan yang mumpuni terhadap salah satu keilmuan. Integritas dan kejujuran harus mulai ditanamkan,” imbuhnya.
Ia menuturkan, bahwa dalam mengenyam pendidikan di Perguruan Tinggi, tentunya ada beberapa lokasi yang kerap dikunjungi, salah satunya perpustakaan.
“Ketika di perpustakaan kita datang untuk mencari referensi. Makanya kita harus punya spesialistis/kemampuan, membaca terus, agar punya kemampuan yang mumpuni. Kejujuran dan integritas kita harus punya. Yang penting memiliki kejujuran,” terangnya.
Saat ini, kata dia, “kita tidak krisis orang pintar dan cerdas. Mau kejar kepintaran, sudah banyak. Yang dibutuhkan sekarang adalah moral kepemimpinan, bagaimana memiliki jiwa integritas, ketika salah katakan salah, ketika benar ya benar walaupun memiliki hambatan,” bebernya.
Kepada peserta Darul Arqam Madya bagi perempuan, dirinya berpesan, “mencari pendidikan, gelar, kuliah dan sebagainya itu merupakan perubahan pola pikir. Tidak mutlak untuk pekerjaan. Banyak perempuan-perempuan hebat tapi tidak bekerja,” imbuhnya.
Dirinya meminta, “perkuat agama, amalkan dan kerjakan sesuai Sunnah Rasulullah. Adik-adik jangan mengubah karakter, tapi harus diperkuat,” pintanya.
Ia pun mengajak, untuk memahami Siyasah Syar’iyyah (politik Islam) artinya bagaimana menjabat dalam agama Islam untuk urusan politik.
Dalam Siyasah Syar’iyyah, dikatakan, “mencegah mudarat lebih baik daripada menimbulkan manfaat; memilih dua diantara mudarat yang tercipta, jika hanya ada dua opsi, maka memilih yang lebih sedikit mudaratnya,” katanya.
Diakhir sesi dilakukan diskusi tanya-jawab peserta DAM dengan Wagub Sulsel. Perihal kebijakan di Pemprov Sulsel.(*)