Bantaeng | Badan Pusat Statistis (BPS) melansir laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bantaeng yang menyentuh angka 10,75 persen. Angka ini meningkat menjadi dua digit dalam kurun waktu satu tahun kepemimpinan Bupati dan Wakil Bupati Bantaeng, DR Ilham Azikin-Sahabuddin.
Dari data BPS, laju pertumbuhan ekonomi Bantaeng pada 2017 mencapai 7,32 persen. Angka ini bertambah menjadi 8,07 persen pada 2018. Pada 2019 angkanya melonjak tajam menjadi 10,75 persen.
Posisi ini membuat Bantaeng menjadi daerah urutan pertama di Sulsel mengenai tingkat laju pertumbuhan ekonomi. Secara nasional, Bantaeng berada di urutan keempat. Bantaeng disejajarkan dengan Morowali, Kulon Progo dan Halmahera Selatan.
Prestasi ini dinilai cukup luar biasa. BPS menyebut, secara umum kondisi laju pertumbuhan ekonomi di sejumlah daerah mengalami penurunan. Sektor pertanian, perkebunan dan kehutanan terpuruk sepanjang 2019 karena musim kemarau yang berkepanjangan.
“Secara umum, sektor-sektor pertanian dan perkebunan yang menjadi andalan semua daerah mulai terpuruk karena musim kemarau yang panjang. Tetapi, Bantaeng tetap kokoh dan bertahan melalui masa itu,” kata Kepala BPS Bantaeng, Ir Arifin saat menggelar keterangan pers kepada awak media di kantor Bupati Bantaeng.
Dia mengatakan, hal ini adalah yang pertama kalinya terjadi di Bantaeng. Menurut dia, sektor yang memperkuat Bantaeng adalah salah satunya adalah sektor pengolahan. Sepanjang 2019, PT Huady memproduksi 43 ribu ton nikel. Jumlah ini ternyata mendorong peningkatan perputaran ekonomi yang ada di Bantaeng.
Tidak hanya itu, peningkatan produksi ini juga menopang peningkatan penggunaan listrik di Bantaeng. Konsumsi listrik yang meningkat dengan ditopang suplai listrik yang baik juga ikut mendorong peningkatan kesejahteraan masyrakat.
“Poin yang ketiga adalah penerimaan pegawai yang dilakukan pada 2018 dan 2019. Di situ ada belanja barang dan pegawai yang menjadi support peningkatan laju pertumbuhan ekonomi,” jelas dia.
Dia menambahkan, meski demikian, uniknya di Bantaeng sektor pertanian, perkebunan, perikanan dan kelautan di Bantaeng juga tidak terpengaruh dengan kondisi kekeringan. Sektor-sektor ini tetap kokoh meski kondisi cuaca yang tidak stabil di sejumlah daerah.
“Ini juga ditopang dengan kebijakan pemerintah yang tetap menjaga kestabilan sektor-sektor ini,” jelas dia.
Bupati Bantaeng, DR Ilham Azikin mengatakan, laju pertumbuhan ekonomi di Bantaeng yang dilansir oleh BPS adalah sebuah prestasi yang luar biasa untuk Bantaeng. Hal ini akan menjadi dasar pemerintah untuk mendorong kebijakan-kebijakan yang pro terhadap kepentingan rakyat.
Dia mengatakan, pada dasarnya, laju pertumbuhan ekonomi yang menyentuh angka 10,75 persen ini sudah melampaui target RPJMD Kabupaten Bantaeng. Menurutnya, RPJMD Bantaeng menargetkan laju pertumbuhan yang berada di kisaran 8,8 sampai 9 persen.
Dia menambahkan, data dari BPS ini juga menunjukkan keberhasilan pemerintah. Indikator lainnya adalah PDRB Bantaeng yang meningkat dari Rp7,7 Triliun menjadi Rp8,7 Triliun. Selain itu, PDRB Perkapita Bantaeng juga mengalami peningkatan dari RP41,64 juta perkapita menjadi Rp46,80 juta perkapita.
“Indikator-indikator ini menunjukkan jika pemerintah telah berhasil mendorong peningkatan ekonomi masyarakat Bantaeng. Tentu ini adalah bagian dari keberlanjutan pemerintahan,” jelas dia.(*)
Laporan : Burhanuddin Alpharabi